Desember 17, 2022

Kesbangpol Dan FKUB Kota Metro Ajak Pemuda Lintas Agama Jauhkan Diri Dari Ajaran Radikal Ekstrim

Metro, wartajos.com

Forum Kerukunan Ummat Beragama (FKUB) Kota Metro terus bergerak untuk menciptakan kerukunan antar ummat beragama dan bisa mengamalkan agamanya masing-masing secara benar dan menjauhkan diri dari ajaran radikal ekstrim.

Hal itu terlihat di penghujung tahun 2022 ini, FKUB Kota Metro menggelar kegiatan bersama pemuda lintas agama di Griya Kebun 38 Batanghari, Sabtu (17/12/2022).

Kegiatan yang diisi dengan penyampaian materi terkait moderasi beragama perwakilan dari 5 tokoh agama yang menjadi pengurus FKUB Kota Metro itu dibuka oleh Syamsuri Riyadi mewakili Kepala Badan Kesbangpol Kota Metro.

Kepala Kesbangpol Kota Metro, Hj Rosita Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Syamsuri itu mengatakan suatu negara yang jumlah penduduknya besar dan beragam seperti bangsa Indonesia akan menjadi kekuatan apabila dikelola dengan benar, namun sebaliknya semakin majemuk penduduk suatu negara tentu semakin banyak muncul suatu perbedaan dan permasalahannya.

Yang dikhawatirkan bila permasalahan atau konflik yang berlatar belakang agama, sebab hal ini lebih berbahaya dibandingkan konflik ekonomi atau konflik politik, sebab konflik agama memungkinkan mereka terlibat didalamnya menjadikan Tuhan sebagai landasan untuk bertindak.

Oleh karena itu, tambah dia, di dalam kehidupan yang plural semangat membangun moderasi beragama menjadi tawaran yang sangat tepat untuk ditanamkan di Indonesi.

“Moderasi beragama merupkan cara pandang, sikap, dan perilaku kita dalam memahami suatu agama secara moderat, yaitu tidak berlebih-lebihan dalam beragama, tidak mengarah ke ajaran radikal ekstrim. Saya sangat menyambut baik kegiatan hari ini, melalui kegiatan ini semoga semakin tercipta kerukunan di Kota Metro”, ujarnya.

Ketua FKUB Kota Metro, Dr Sujino yang memandu kegiatan bersama pemuda lintas agama itu mengungkapkan kegiatan di akhir tahun 2022 ini sengaja dibuat berbeda dengan tahun sebelumnya dalam bentuk dialog, tahun ini dirancang dalam bentuk penyampaian materi dari 5 tokoh lintas agama dan kegiatan outbond.

Untuk Nara sumber yang akan menyampaikan materi kali ini, tambahnya, akan disampaikan masing-masing tokoh agama, yaitu I Ketut Suarsa dari Agama Hindu, Bambang Irawan dari Agama Katholik, H Syahro dari agama Islam, Ko Kiki dari Agama Budha, dan Pendeta Egidius dari agama Kresten.

Kelima tokoh agama ini diberikan waktu masing-masing 5 menit untuk menyampaikan moderasi beragama versi ajaran agamanya masing-masing dalam menciptakan kerukunan ummat beragama khususnya di Kota Metro.

Sedangkan kegiatan outbond yaitu bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan baik di alam terbuka atau tertutup yang menggabungkan antara kemampuan fisik, kecerdasan, serta kekuatan mental para pemuda.

Nanti akan ada beberapa sesi, di mana setiap sesi nantinya para peserta agar dapat menyimpulkan nilai atau makna apa yang yang terkandung dalam kegiatan itu, tentunya perspektif 5 agama.

Dalam kegiatan bersama pemuda lintas agama ini diikuti 35 pemuda dari utusan Pemuda Muhammadiyah, GP Ansor NU, LDII, dan pemuda dari Yayasan As Sunnah serta utusan Pemuda Kristen, Budha, Hindu, dan pemuda Katolik.

“Dari 35 pemuda ini, jika masing-masing bisa memahami apa yang kita sampaikan, saya yakin mereka akan mampu meneruskan estafeta kerukunan yang ada di Kota Metro dan nanti kalau Allah takdirkan baik, kita kedepan tahun 2023 ada target ada dua agenda yakni bagaimana Pemerintah bisa menjembatani terkait rumah kerukunan dan juga kafe kerukunan yang harapannya nanti pemuda lintas agama bisa bincang-bincang disitu dan bisa ngopi dan makn bareng dan memikirkan Metro bareng untuk masa yang lebih baik”, katanya.

Sementara itu par pemuda lintas agama yang diharapkan menjadi motor penggerak dalam menciptakan kerukunan antar ummat beragama itu terlihat antusias saat mendengarkan paparan materi yang disampaikan oleh 5 orang nara sumber. Demikian pula saat mengikuti outbond yang dipndu Rian dan Zul, mereka bersemangat mengikuti setiap sesi yang disampaikan 2 orang Instruktur yang diawali dengan senam bersama dan sejumlah permainan yang diarahkan bagaimana dalam diri setiap pemuda agar terjadi kerukunan, kekompakan dan ajaran cinta kasih untuk saling menghormati antar pemuda apapun latar belakang dan agamanya. (Mis).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *